Kualitas merupakan hal vital dari sebuah produk.
Produk yang terjamin kualitasnya akan lebih banyak dipilih dan dikonsumsi oleh
orang banyak. Pelanggan akan puas dengan produk berkualitas disbanding dengan
yang tidak. Tidak hanya pelanggan, organisasi juga akan diuntubgkan dengan
produknya yang berkualitas. Karenanya, diperlukan teknik untuk menjamin hal
tersebut. Dalam kesempatan ini saya akan menjelaskan dua buah teknik, yaitu
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total) dan Six Sigma.
- Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
- Merupakan teknik untuk menjamin kualitas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, dimana organisasi berupaya terus menerus meningkatkan kualitas pada proses, produk, dan pelayanan untuk meningkatkan daya saing organisasi tersebut. Upaya ini dilakukan di setiap level organisasi.
- TQM memiliki unsur-unsur yaitu :
- Fokus pada pelanggan.
- Obsesi terhadap kualitas.
- Pendekatan ilmiah.
- Komitmen jangka panjang.
- Kerja sama tim.
- Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
- Pendidikan dan pelatihan.
- Kebebasan yang terkendali.
- Kesatuan tujuan.
- Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
- Prinsip utama TQM :
- Kepuasan pelanggan.
- Respek terhadap setiap orang.
- Manajemen berdasarkan fakta.
- Perbaikan berkesinambungan.
- Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
- Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
- Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
- Kepuasan pelanggan terjamin.
- Manfaat TQM bagi institusi adalah:
- Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
- Staf lebih termotivasi
- Produktifitas meningkat
- Biaya turun
- Produk cacat berkurang
- Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
- Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:
- Pemberdayaan
- Lebih terlatih dan berkemampuan
- Lebih dihargai dan diakui
- Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa yang akan datang adalah:
- Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)
- Membantu terciptanya teamwork
- Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
- Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
- Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah
- Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:
- Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.
- Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM
- Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
- Memilih koordinator (fasilitator) program TQM
- Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM
- Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission)
- Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan
- Merencanakan mutasi program TQM
- Six Sigma
- Six Sigma merupakan metode pengganti TQM untuk menjamin kualitas produk. Metode ini digunakan untuk membangun keunggulan dalam persaingan melalui peningkatan proses bisnis dengan mengurangi atau menghilangkan penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada.
- Antara konsep Six Sigma dengan Total Quality Management (TQM) terdapat perbedaan yang mendasar, yaitu pada Total Quality Management (TQM), fokusnya adalah peningkatan operasional individual pada proses yang tidak berhubungan. Sedangkan pada Six Sigma peningkatan terjadi pada seluruh operasional proses bisnis.
- Strategi yang digunakan dalam Six Sigma adalah menerapkan upaya memerangi cacat barang dan jasa untuk memperbaiki level sigma. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengandalkan analisis terhadap data yang intensif. Pada dasarnya semua sistem manajemen kualitas mengandalkan data, tetapi six sigma memberikan penekanan lebih karena ukuran keberhasilannya dinyatakan dalam level sigma. Level sigma ini tidak akan diperoleh tanpa pengolahan data.
- Secara spesifik, angka yang dituju oleh standar Six Sigma adalah 3,4 dpmo (defect per million opportunity). Mengapa di sini digunakan istilah opportunity, bukan unit saja? Six Sigma menganggap bahwa yang termasuk cacat itu adalah semua tipe cacat dalam tiap produk. Jadi kalau 1 produk memiliki kemungkinan cacat pada 4 aspek, maka 100 produk memiliki maksimum kemungkinan cacat sebanyak 400. Dengan demikian, tantangan dalam mencapai standar 6 sigma ini sangat tinggi.
- Saat ini terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan dalam Six Sigma, yaitu :
- DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control)
- Metodologi DMAIC digunakan saat sudah terdapat produk atau proses di perusahaan, namun belum dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan.
- Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.
- Measure, mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau sebelum mengalami perbaikan.
- Analyze, menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat atau kegagalan.
- Improve, memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi jumlah cacat atauu kegagalan.
- Control, mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalamai perbaikan.
- DMADV (Define, Measure, Analyze, Design and Verify)
- Metodologi DMADV dapat digunakan pada tempat / perusahaan yang belum terdapat produk maupun proses atau pada perusahaan yang sudah memiliki produk maupun proses dan sudah dilakukan optimisasi (menggunakan DMAIC ataupun metode yang lain) namun tetap saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan pelanggan atau sigma level.
- Define, menentukan tujuan proyek.
- Measure, mengukur dan memutuskan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan.
- Analyze, menganalisa beberapa proses pilihan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
- Design, merancang proses secara terperinci yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
- Verify, menguji kemampuan dan kekuatan hasil rancangan agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
- Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain adalah :
- Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.
- Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.
- Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat.
- Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma akan berubah.
No comments:
Post a Comment